
Namun memang, sebagai manusia biasa kekecewaan akan memudarkan kepercayaan itu memang sempat kurasakan sampai saat ini,
Ya udahlah,
"Tutuplah lubang di hati dengan membaca, Karena mungkin setelah menbaca kau akan menemukan sejuta jalan keluar dengan pengetahuan yang ada di dalamnya"
Dan aku menemukan novel yang terlama tergeletak di rak bukuku...
TAWANAN BENTENG LAPIS TUJUH
Jika kau ingin memiliki guru yang tak mudah men"judge" maka buku salah satunya. Dia adalah yang setia menceritakan perjalanannya dan mempersilahkanmu untuk menjadi tamu dalam dunianya.
Buku kecil itu Kubeli pada tanggal 31 Agustus 2012, dan kau tahu kebiasaan burukku, membeli trus di simpan dan kubaca pada saat yang tepat - ya tepatnya ketika aku lagi mood membaca -_-"
Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang menginjak remaja, Abu Ali biasa ia di panggil, dan tak jarang dia di sebut dengan panggilan as syaikh ar rais ( Syeikh tertinggi ) karena ilmu dan sikapnya. Dia tumbuh berkembang di bukhara.
Abu Ali adalag putra sulung dari Abdullah dan Sattarah-demikianlah dalam novel tsb sang ibu di panggil. Sang ayah sangat memperhatikan pendidikan putra, bahkan satu demi satu guru terbaik yang pernah ada di zaman itu menyerahkan kembali pendidikan pada Abdullah karena sudah tak ada ilmu lagi yang di bisa di ajarkan kepada Abu Ali. Dari pendidikan dasar Akidah, Fiqih, Matematik, Filsafat hingga pada akhirnya Abu Ali mempelajari ilmu kedokteran.
Awalnya hampir semua orang di sekitar Abu Ali mengganggap bahwa Abu Ali hanya seorang anak yang baru belajar, hingga tak jarang orang meremehkannya. Siapa sangka, ketika sang ibu sakit dan sudah dua dokter tak bisa menyembuhkan ibunya, dialah merawat dan mengobat sang ibu, walau awalnya sang ayah ragu. Dan dari sanalah awal karirnya sebagai seorang dokter.
Dan ini beberapa kutiban yang cukup menginspirasi sekaligus membuatku berfikir.
"Diagnosa setiap dokter itu berbeda-beda. Inti dari kedokteran pada dasarnya adalah dignosa yang cermat dan tepat" - page 36
"Kemampuan dan semua pencapaian saya, semata-mata anugrah Allah. Saya tidak punya apa-apa"-Page 46
"...Izin masuk ke perpustakaan jauh lebih berharga bagi saya ketimbang seribu keping emas." page 47
Maksimalkanlah kecerdasan dan anugerah yang telah Allah berikan
kepadamu. Mendekatlah kepada-Nya. Yakinlah bahwa dengan cara ini kamu
bisa mengalahkan mereka. Curahkan semua waktumu untuk memahami dan
menguasai masalah-masalah yang belum kamu ketahui jawabannya.." Page 54
Dan masih banyak lembar yang harus ku baca lagi
Semoga bermanfaat,
No comments:
Post a Comment