Saturday, 1 September 2012

Catatan Terakhir dari dan untuk Sahabat

Dear Dee…

Sejujurnya hati ini tak bisa menahan tetesan air mataku saat aku memandang foto yang akhirnya kutemukan di Facebook. Jika kalian menyangka dia cowok, maka jawaban kalian benar, jika kalian menilai aku menyayanginya dan dia amat berharga bagiku, maka jawabanku, “Iya, aku menyayanginya karena dia adalah sahabatku” seorang pria bernama “Suharno”

Benar kata orang tua, “kau akan benar-benar menyesal jika orang yang kau cintai tidak lagi bersama denganmu.” Dan itu yang kurasakan. Aku hanya membisu dan menangis membaca catatan terakhir sahabatku tersebut yang di tulis kembali oleh kakaknya. Sebuah catatan hati harno, sebulan sebelum dia meninggal.
Inilah catatannya…

"Sedikit catatan yang saya temukan sebulan sebelum dia pergi....." 
======================================== 

Ada kanan, ada kiri, ada atas, ada bawah, ada sehat, ada sakit, di dunia ini semua serba seimbang dan adil meskipun terkadang tidak adil, meskipun terkadang menjadi si sakit 
============================================================== 
Allah memang adil tetapi kenapa di dunia ini banyak yang tidak adil. Allah memang adil tapi mungkin tempatnya bukan di dunia ini, mungkin di tempat lain 
============================================================== 
Buat apa banyak uang tapi sakit - sakitan, jaman sekarang kalau berdoa ngga usah aneh2, cukup minta sehat wal'afiat seger waras 
============================================================== 
Terkadang manusia perlu dijatuhkan supaya dia dapat berdiri kembali seperti semula dan terkadnag manusia perlu di siksa supaya dia menjadi lebih manusia 
============================================================== 
Sepertinya dunia enggan menerimaku dan jika aku memaksa maka akan hidup dalam kehinaan 
============================================================== 
Beruntunglah bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari dalam hidup ini karena sampai sekarang aku tidak tahu apa yang aku cari dan untuk apa aku disini 
============================================================== 
Yang menarik dari suatu kisah adalah jalan ceritanya, bukan akhir dari cerita itu 
============================================================== 
Mengapa anak yang selalu jadi korban, orang tua emosi anak yang dimarahi, orang tua marah anak yang dipukuli, dengan alasan sayang anak dimaki, kalau ada istilah anak durhaka apakah ada istilah orang tua durhaka? 
============================================================== 
Kematian bukanlah sebuah akhir melainkan awal dari perjalanan lain dimana semua orang pasti menjalaninya 
============================================================== 

Awal persahabatan kami, kami bersekolah di sebuah SDN bernama Krembangan selatan. Sejak dari kelas 5 sampai kelas 6 kami selalu berpasangan, karena Harno dalam ketua kelas sedang aku wakilnya, kami kerap mewakili sekolah kami jika ada lomba atau semacamnya, dan gak hanya itu, aku seringkali kerja kelompok dengan dia dan temen-temen cowok lainnya, maklum di SD aku lebih cocok kerjasama dengan kelompok cowok daripada cewek. Dan selepas SD kamipun bersekolah yang sama di sebuah SMPN yang tak jauh letaknya dengan SDN kami.
Suatu hari aku di kabari sahabatku yang lain bernama ardiasyah, irfan kalau harno mengalami kecelakaan di Malang, Ardiasyah, Irfan, Agus dan aku pergi menjenguknya di sebuah RS swasta di Surabaya,  kronologisnya cukup membuat menyedihkan, dan dia jatuh kedalam jurang dan sahabatnya harno meninggal di tempat. Harno tak sadarkan diri, namun setelah dia bangun dia harus menerima kenyataan kalau dirinya mengalami kelumpuhan, yang kemungkinan kecil untuk sembuh. Sedihkah, harno, tak bisa kupungkiri, waktu aku menjenguknya di RS wajah yang berusaha tegar di balik kesedihan akibat kenyataan serta traumatis yang dia alami.
Waktupun berlalu, karena aku harus pindah ke Manukan ikut paman, aku jadi jarang mendengar kabar tentangnya, hingga suatu hari, tepatnya setelah lebaran, aku memutuskan bersilahturahiim ke rumahnya. Kulihat dia duduk di atas kursi rodanya, dengan keterbatasan ruang gerak, dia tetap melayani pelanggannya, kebetulan dia memiliki toko kecil di rumahnya. Tubuhnya yang dulu, waktu kecil lincah, energik dan pemberani ketika menjadi leader baik kelas mau kelompok, kini terlihat kurus kering, namun subhanallah, dia tak ingin menjadi pria lemah karena keadaan, dia tetap berjuang untuk mandiri dengan keterbatasannya. Bahkan dia tetap bisa menyelesaikan studinya di Universitas Airlangga. Aku terharu, saat mendengarnya, terlebih dia sangat di sayangi dan di dukung penuh oleh orang tuanya khususnya ibunya dan juga rekan sejawatnya. Dia tetap kuliah walau dengan kursi roda. Teringat waktu melihat keadaannya aku bertanya padanya, namun sebelumnya aku meminta maaf kalau mungkin pertanyaanku menyinggungnya. Teringat dalam memoryku, waktu meminta maaf dengan sedikit canggung, dengan tenang dan senyum dia melihat body language ku yang salting, “Gak popo lik, wis biasa kok, ojo sungkan ( Gak papa Lik, udah biasa kok, jangan malu-malu).
Dengan lirih ku bertanya, “No … Bagaimana kau menjalani semua ini?”
Kulihat harno tersenyum melihatku, dengan  tegas dan tenang dia menjawab, “Qona’ah Lik”
Aku terdiam, karena aku tahu, Qona’ah adalah satu kata yang memiliki berjuta makna kebaikan di dalam aplikasinya.
Dan ternyata itulah pertemuan terakhirku dengan dia…
Aku tak percaya mendengar bahwa dia meninggal, seolah ada sesuatu yang hilang di hati ini, aku berusaha mencrosscek an kebenaran berita tersebut, aku termasuk telat mendengar kabar meninggalnya, karena di tugaskan di Mojokerto dan Nganjuk. Aku berusaha menyangkal dan tidak berani mencari tahu lebih jauh kebenaran berita tersebut.  Namun ternyata Allah mempertemukan aku dengan ibundanya, ketika ibu sedang berobat di sebuah klinik tak jauh dari rumahnya. Ragu aku menanyakan kebenaran berita tersebut, ibu dengan tenang mengangguk mengiyakan berita tersebut, sambil menempuk bahuku beliau berkata, “Maafkan ya Nak, jika harno memiliki salah denganmu” air mataku yang akan menetes ku tahan, aku tak ingin wanita hebat di balik perjuangan besar sahabatku tersebut kembali bersedih karena melihat air mataku.

“Selamat Jalan Sobat…
Semoga Allah menempatkanmu di salah satu tempat terbaik di sisiNya.
insyaAllah kami akan segera menyusulmu, namun sekarang kami masih memiliki tugas untuk menjadikan hidup lebih bermakna dan lebih baik”

Special For My best Friend “Suharno”

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1078065402406&set=t.1431527409&type=3&theater




No comments:

Post a Comment