Monday, 7 May 2012

Harta Karun Di Balik Cermin


Malam itu candi Prambanan di ubah bak negeri Dongeng, tak hanya dongeng dari Indonesia tapi juga dongeng dari seluruh dunia. Salah satu Candi tercantik di Asia tenggara itu seolah menjadi saksi perayaan yang di adakan di sana. Ada beberapa miniature peradaban dunia  Piramida, tembok china, Benteng Osaka, dan beberapa miniature tokoh dunia yang terbuat dari lilin, Isadora Duncan, da Vinci, Ibnu Sina, Dorothea Lange, Hellen Keller, Elizabeth Taylor, Columbus, Newton. Warna-warna ceria dan elok tak sekedar serasa di negeri fantasy namun juga para pengunjung yang hadir serasa ikut dalam petualangan orang-orang hebat tersebut. Tak sekedar tata lampu laser, obor dan lampionpun ikut merayakan acara tersebut.
Hari itu memang hari yang istimewa, karena bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Yang lebih membuat istimewa, acara tersebut mendapat dukungan dari beberapa negara sahabat, yang ikut aktiv memberikan sumbangsih untuk mensukseskan acara yang di adakan selama seminggu penuh, aneka pameran pendidikan dan kebudayaan dari seluruh pelosok negeri di tampilkan, sedangkan negara sahabat juga tak mau kalah, contohnya jepang membuka stand yang memberikan pelatihan gratis origami ( seni melipat kertas ), Ikebana ( seni merangkai bunga ) dan Kabuki ( seni teater khas jepang di mana semua pemainya adalah laki-laki ). Acara yang di adakan selama seminggu tersebut mendapat antusiasme yang besar baik baik dari warga local maupun manca negara.

            Di puncak acara, panggung mega bertemakan Great Treasure on the World, panggung yang mulanya sederhana seolah di sihir bak negeri 1001 dunia. Acara tersebut di hadiri Presiden RI dan ibu negara, para menteri, tokoh masyarakat, ilmuwan, seni budayawan, duta besar negara asing, selain itu juga di hadiri oleh perwakilan dari  PBB yakni Duta UNESCO dan UNICEF. Di panggung tersebut sengaja di adakan untuk memberikan apresiasi penghargaan bagi guru-guru berprestasi, ilmuwan, juga siswa berprestasi. Satu per satu pemenang di panggung tersebut, dan terakhir panitia membacakan penganugrahan khusus pada kelima gadis luar biasa yang memiliki prestasi dan dedikasi terhadap dunia yang telah mereka pilih. Kelima gadis berusia sekitar 15 tahun itu adalah Adelia Victory (Adel), Tirta Ayundita Prameswari ( Dita ), Kirana Larasati ( Laras ) , Malahayati Puspita Dewanti ( Aya ), Rheina Hikari ( Rhena ).dan kelima gadis tersebut bersahabat.
Adel di kenal sebagai Photografer handal, hasil foto berjudul Treasure Behind Mirror, berhasil mencuri perhatian masyarakat dunia, foto tersebut di ambil melalui kamera otomatis yang memotret foto dirinya dan keempat sahabatnya, kelimanya berdiri di depan cermin melihat bayang-bayangnya. Beberapa kolektor berniat menawar hasil fotonya tersebut dengan harga yang cukup fantantis yakni sampai1 Milyar, Adel yang mempunyai sifat dasar yang cuek nan tomboy, dengan potongan rambut pixie cut, malam itu mengenakan baju dengan disain elegan dari model Dinasti Song, yang terdiri dari pakaian atas pendek dan sebuah rok dengan model “Jiaoling Youren” ( membungkus sepotong kain dari sebelah kanan melintang/menumpuk ke sebelah kiri ) yang terbuat dari kain linen dan sutra yang halus. Pakaian atasnya berwarna hijau muda bercampur  perak keabu-abuan dengan pinggiran lebar. Roknya terdiri dari kain  berwarna hijau muda dengan taburan bunga-bunga pink. Busana ini walau tak mewah namun terlihat sangat elegan, seperti tidak akan pernah ketinggalan jaman. Tubuhnya yang tinggi, langsing serta kulit putihnya, Adel seolah-olah seperti baru saja menjelma bak putri yang keluar dari sebuah lukisan, model baju yang dia kenakan terinspirasi dari sebuah Kompetisi Disain Busana Kebudayaan Han Global di New York beberapa waktu silam.
Dita gadis cantik yang tidak memiliki lengan, tampil sederhana, dia memakai abaya berwarna peach,begitu sederhana aksen baju yang di gunakan hanya sulaman berbentuk bunga crysant kecil yang melintang secara vertikal. Dengan jilbab berwarna bersulam bunga berwarna merah maroon, Walau tidak mempunyai lengan, dia tergolong anak yang easy going, ceria dan dikenal dengan senyumnya yang ramah. Sejenak orang yang tidak mengenalnya pasti akan menyepelakan dirinya karena tidak memiliki lengan, namun siapa yang menyangka hasil karya lukisnya banyak di minati oleh kolektor lukisan, khususnya manca negara. Jika kaki kecilnya sudah memegang kuas, maka seolah dia bisa menangkap  mimpi dan menuangkannya dalam bentuk karya lukis. Lukisan karyanya yang menjadi rebutan adalah sebuah lukisan yang dia beri judul Wanita Di Tepi zaman, sebuah lukisan beraliran realisme yang menggambarkan wanita-wanita kuat yang berjuang demi keluarga, lukisan tersebut menggambarkan tentang kejujuran, kesungguhan serta cinta para wanita.
Laras adalah gadis tertua di antara kelima gadis tersebut, malam itu dia mengenakan  kebaya encim kuno bahan voile dan berbordir burung Phoenix dalam warna broken white untuk dalaman serta di padankan dengan kain batik pekalongan. Rambutnya di kepang longgar, mirip gadis desa, namun kesederhanaan yang muncul, justru itu membuatnya semakin cantik. Laras memang buta, hal ini yang menyebabkan instingnya sangat tajam di antara ke empat temannya. Walaupun buta dia merupakan seorang penari yang cukup di takuti di panggung, kebutaannya tak menghalangi jalannya untuk menjadi seorang penari bertaraf internasional. Tarian tradisional sampai balet di kuasainya. Bila dia menghentakkan kakinya di panggung, para penonton seolah di buatnya tidak bernafas. Tak ada yang bisa menduga gerak tariannya karena tiap kali menari dia memiliki orisinalitas yang tak terduga.
Selain Adel, Dita dan Laras ada Aya dan Rhena, Aya, gadis yang paling introvert di antara keempat sahabatnya, dia juga mempunyai kondisi fisik yang paling lemah, wajahnya putih pucat, namun senyumnya yang cantik membuat dia tampak lebih segar, dia sangat mengagumi seorang ilmuwan muslim yang Ibnu Sina, dia sangat menyukai drama korea berjudul jewel in palace, dengan tokoh utama Jang-geum , seorang dayang istana yang akhirnya menjadi tabib wanita yang di akui oleh istana. Itu sebabnya malam itu Aya memutuskan memakai pakaian tradisional korea Hanbok, dengan atasan berwarna hijau muda dan bawahan berwarna merah, dengan kombinasi jilbab yang senada dengan atasannya. membuat Aya terlihat lebih segar. Dia terkenal sebagai seorang herbalis, walau masih hijau, dia seringkali menjadi rujukan beberapa herbalis lain, terlebih kecerdasan naturalisnya, dia menanam dan merawat semua tanaman toga sendiri, selain itu juga senang bercocok tanam baik sayuran maupun bunga, bahkan taman bunga yang dimiliki sangat di kenal sehingga banyak yang memesan bunga segar miliknya. Khususnya keberhasilan dalam mengkultur jaringan tanaman Anggrek, hasilnya banyak di minati masyarakat manca Negara, sehingga dia bisa membantu kedua orang tuanya membiayai kedelapan adik-adiknya. Anggrek hasil kulturnya yang di minati dan menghebohkan adalah Angel, Anggrek Bidadari, anggrek yang merupakan persilangan dari bentuk kupu kupu dan kantung, berwarna putih, namun kantungnya mempunyai sembur warna pelangi, sangat indah bila terkena cahaya.
Terakhir adalah Rhena, cewek Koleris sanguis ini di kenal sebagai Artis serba bisa, sangat menyukai manga dan budaya jepang khususnya Topeng Kaca yang membuatnya memiliki semangat untuk menjadi artis seribu wajah. Malam itu cantik dengan kimono yang di kenakan, Yukata ( kimono yang dipakai saat musim panas) dengan dominasi warna ungu dengan motif bunga sakura dan phoenix. Rambut panjang bagian atas di ikat ke belakang dan di hiasi jepit berbahan crystal. Dia juga menggenakan Geta sandal berhak dari kayu. Rhena mulai di kenal sejak keberhasilannya memainkan perannya sebagai Nawang dalam film seven secret of Moon, sebuah film indenpenden yang menceritakan tentang seorang gadis desa bernama Nawang, yakni seorang  gadis yang memiliki watak yang berubah-ubah bila melihat bulan. Perubahan watak tersebut di karenakan dia mendapatkan kutukan dan bila ingin lepas dari kutukan tersebut dia harus menjalani tujuh jiwa dari tujuh tetua yang dianggap pemimpin negeri bayangan. secara bergantian. Teriakan histeris RhenaHolic ketika artis tersebut menyelusuri Red Carpet menuju panggung. Dan diapun membalasnya dengan senyum dan lambaian tangan.
Yang menarik dari terpilih kelima gadis tersebut karena kelima gadis tersebut adalah anak-anak yang dulunya memiliki banyak kekurangan dan masa lalu yang buruk. Hingga kelima anak tsb bertemu dengan guru sejati yang membimbing kelimanya menuju tangga kesuksesan tertinggi. Adel adalah anak pengusaha terkemuka namun ayahnya tidak mengakuinya sebagai anak, hingga menyebabkan dia menjadi anak yang suka seenaknya saja di sekolah, Dita adalah seorang tuna daksa, masa kecilnya berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain, Laras adalah seorang putri seniman Tari dan Koreografer terkenal di dunia, sejak kecil dia menguasai teknik menari tingkat tinggi, namun sayang sebuah kecelakaan pesawat merenggut nyawa kedua orang tuanya dan kedua buah matanya, Aya adalah seorang gadis yang di vonis dokter tak bisa hidup lebih dari usia 15 tahun karena penyakit yang di deritanya, sedangkan Rhena adalah putri seorang pelacur, sejak kecil tak pernah di perhatikan orang tuanya hingga dia jadi anak yang nakal serta pencuri kecil. Namun nasib kelima gadis tersebut berubah semenjak bertemu dengan Ainur Mufidah ( Bu Fida ). Di tangan Bu Fida ini kelima anak bermasalah tsb akhirnya menjadi anak-anak yang berprestasi di bidangnya. Adel menjadi Photografer handal, Dita menjadi pelukis handal, Laras menjadi penari profesional, Aya ahli Botany tingkat dunia dan Rhena menjadi aktris papan atas, selain kelima remaja ada dua anak didik yang berusia lebih muda yakni Nabila Putri Shafira yang di kenal penulis cilik berbakat, dan yang paling kecil Aira Aurora Salsabila yang tak lain adalah putri kandung bu Fida. Walaupun usianya masih 9 tahun dia pandai membaca situasi dan hati orang lain.

Tiga tahun lalu...

“Byuuuuuuuuuuurrrrr...
Sebuah siraman air sekitar 5 liter di tujuhkan ke adel yang sedang tidur nyenyak di sela-sela pelajaran .
“Oh bu Nadine...” kata Adel Cuek...
Melihat pakaiannya basah, Adel beranjak dari tempat duduknya, jari telunjuk kanan dan tengahnya di letak di bibirnya dan dia lepaskan ( cium jauh ).. dan dia melompati jendela kelas yang besar. Maklum kelas yang di tinggalinya adalah bangunan Belanda yang cukup tua dan memiliki cirri khas berjendela Besar.
Ini bukan kali pertama Adel bersikap seenaknya pada pengajarnya. Di kelas dia sering tertidur dan tidak mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh para gurunya belum lagi dia jarang masuk sekolah. Walaupun harus di akui, Adel termasuk anak yang cerdas dan nilai pelajarannya tidak kalah dari teman-temannya yang lain.
Sikap Nadine mungkin bisa di katakan bukan sikap yang baik, semua dia lakukan karena selama ini sebagai guru Matematika, dia merasa tidak di orangkan oleh Adel. Hingga pada batas kesabarannya dia tidak dapat menahan diri dan menyiram Adel dengan air.
            Beberapa guru sudah angkat tangan terhadap kenakalan Adel yang di anggap tidak bisa di tolerin lagi, mereka sepakat akan mengeluarkan Adel, namun hal tersebut tidak bisa di wujudkan karena pada akhirnya mereka tahu kalau Adel adalah Putri pemilik sekolah Seno Hadi Wibowo, yang juga seorang tokoh, pengusaha berpengaruh. Kenyataan dia adalah Putri pemilik Sekolah setelah peristiwa siraman air dari bu Nadine. Dan dia memiliki seorang saudara kembar bernama Arjuna Hadi  Wibowo yang juga bersekolah di sana. Sosok Arjuna di kenal sebagai sosok murid teladan nan perfect baik di mata guru maupun murid-murid yang lain.
            Sikap tidak perduli Adel semakin menjadi-jadi, terlebih kini setelah seluruh sekolah tahu dia adalah saudari kembar Arjuna, tak heran gossip dan kata-kata yang membanding-bandingkan antara dia dan Arjuna.
Hingga suatu hari datanglah seorang guru pengganti, bernama Ainur Mufidah atau lebih akrab di panggil Bu Fida, dia menggantikan sementara Bu Fenny Guru sejarah sekaligus wali kelasnya. 
Saat pelajaran sejarah...
“Bagas, mengapa kita belajar sejarah” kata Fida melontarkan sebuah pertanyaan pada salah seorang muridnya yang bertubuh besar.
“Karena dari sejarah kita bisa mempelajari banyak hal, tak hanya tentang sebuah peradaban, kisah-kisah heroic tapi juga pelajaran hidup yang bisa  jadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki masa depan” jawab Bagas tegas
Tampak Adel seperti biasanya tidur di kelas.
“Menurut kalian mana yang lebih utama orang bodoh yang sedang beribadah ataukah orang berilmu yang tertidur???? Fida mencoba melontarkan sebuah bola pertanyaan pada murid-muridnya.
Banyak versi jawaban dari pertanyaan tersebut. setelah smua selesai menjawab bu Fida menceritakan sebuah kisah antara Setan, orang bodoh dan orang berilmu. Dalam kisah tersebut Setan enggan mengganggu orang bodoh yang sedang sholat karena di dekat orang tersebut ada seorang berilmu yang tertidur. Dimana pada akhir cerita bu Fida mencoba memberikan sebuah pengertian bahwa tak selamanya orang yang tertidur itu lalai, terlebih tidurnya Orang yang berilmu, walau secara fisik terlihat terlelap, namun sejatinya dia tetap terjaga dan waspada, bahkan bisa menyerap informasi di sekitarnya dengan indra pendengarnya. Usai Fida menjelaskan hal tersebut murid-muridnya memandang ke arah Adel yang  terlelap tidur di bangkunya...
“Mungkinkah Adel seperti itu???? Tanya Putri
“Menurut Kalian bagaimana? Fida balik bertanya kepada murid-muridnya
Kelas menjadi terdiam...
“Bukan kapasitas ibu mengatakan bahwa Adel seperti gambaran orang berilmu dalam cerita ibu, kalian teman sekelasnya tentu lebih tahu kapasitas teman kalian sendiri di banding ibu yang baru dua kali mengajar di kelas ini”

Segala kesuksesan ibarat Lari Estafet berawal dari kehidupan yang  Allah titipkan kepada kita , kemudian berlanjut pada pintu-pintu mimpi dan visi hidup kemudian kau mempersiapkan bekalmu dan terakhir adalah bagaimana kau memperjuangkan sampai akhirnya engkau bisa ke garis finish bernama kesuksesan.." Jangan biarkan rintangan merusak smua itu terlebih rintangan yang berasal dari diri, jadikan semua itu sebagai bagian dari hidupmu

No comments:

Post a Comment