Setiap orang selalu mengalami penantian ... Dari menanti jodoh sampai menanti kematian - ( satu yang pasti ) Di balik setiap penantian ada kisah dan hikmah. Ada Cinta, Citra, Cipta dan Cerita
Thursday, 13 January 2011
Perjalanan Cinta Seorang Hamba
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dear Dee...
Apa yang kita alami semuanya telah di gariskan dengan cermat oleh Allah swt. Baik itu menurut kita baik ataupun buruk. Pada intinya semua yang kita alami adalah mega pembelajaran dari Yang Maha Cinta.
Bicara tentang cinta maka kita tak bisa melepaskannya dengan sebuah perjalanan. Karena hakekat cinta di ciptakan agar memperbaiki keadaan menjadi lebih baik, lengkap dengan semua elemen di dalamnya.
Dalam salah satu mind shareku beberapa waktu yang lalu, aku pernah menulis bahwa Cinta adalah sebuah perjalanan tak sekedar pemberhentian.
Tak bisa di pungkiri tidak semua orang bisa melalui perjalanan cinta mereka, bahkan banyak di antara mereka yang terjebak hingga terperosok dalam sebuah lingkaran setan yang lebih sering kenal dengan jatuh cinta.
Jatuh Cinta memang berjuta rasanya.. begitulah kalimat yang tak asing lagi di telingaku. Bila seorang jatuh cinta tak jarang dari mereka melakukan hal-hal yang bisa di katakan tak masuk di akal. Bahkan tak jarang atas nama cinta mereka berbuat kerusakan misalnya sampai mempertaruhkan kehormatannya sebagai manusia, dan lebih parahnya lagi mereka tak berfikir akibat dari perilaku yang mengatasnamakan cinta. Bayi-bayi tak berdosa terlahir dari hubungan terlarang kemudian di buang bak tak memiliki nilai lagi, bahkan membunuh kadang di gunakan sebagai sebuah pilihan untuk menutupi aib tersebut.
Bagi orang yang jatuh cinta.. ibarat sebuah perjalanan cinta , dalam perjalanannya di tergoda oleh pesona fatamorgana, yang dia anggap itu adalah sebuah kenyataan. Padahal semua itu adalah sebuah tipu muslihat yang hanya menghentikan waktu kita untuk berlama-lama di sana hingga lupa tujuan akhir dari perjalanan yang ia tempuh.
Hampir sama dengan kisah Ai*, aku belajar dari perjalanan dalam mimpinya ketika dia terperosok dalam fatamorgana dan dengan izin Allah dia bisa terlepas.
Dalam gambaran tersebut di sebutkan dalam Qs An Nur 24 : 39
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana Fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”
Itulah gambaran yang terekam dalam KItab Allah, yang nyata dan terbukti. Namun bila kita mendapatkan sebuah hidayah dan karunia berupa petunjuk bagaimana menyelusuri sepanjang perjalanan cinta seorang hamba, kita bisa belajar dari seorang hamba bernama Muhammad Bin Abdullah saw.
Kenapa aku memilih sosok Rosulullah saw karena aku pernah membaca dalam Al qur’an bagaimana cara terbaik untuk membuktikan cinta kepada Allah. Karena Allah adalah akhir dan tujuan tiap perjalanan cinta yang di jalani manusia di muka bumi ini. Sebuah Kutipan ayat Qs Ali Imran 3 : 31
“ Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku ......”
Makna Aku di sini adalah Rosulullah saw.
Karena itulah Rosulullah aku pilih sebagai sosok yang bisa memaknai notesku kali ini.
Jika Tergingat Rosulullah tiada kata yang cukup untuk mengoreskan atau mendiskripsikan pesona pribadi yang luar biasa, yang Allah anugrahkan pada beliau. Bila teringat rosulullah, aku teringat sebuah surat dalam Al Qur’an
Yakni Qs Ali Imran 3 : 191.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan Sia-sia, Maha Suci Engkau.... “.
Itulah gambaran pribadi Rosulullah dalam pandanganku sebagai ummatnya.
Perjalanan cinta beliau begitu rumit namun sangat indah, bahkan dalam detik-detik kepergian beliau mengakhiri perjalanannya.
Beliau terlahir tanpa melihat sosok ayah dan tak berapa lama berselang beliau kehilangan ibunda tercinta. Hingga bersama sang kakek dan kemudian bersama sang paman Abu Thalib. Namun secara bijak beliau lalui takdir yang telah di gariskan Allah padanya menjadi episode apik.
Di Awal perjalanan cinta beliau menorehkan sebuah prestasi akhlak yang mengantarkan beliau dengan gelar Al Amin yang bermakna yang dapat di percaya. Al Amin tak hanya sekedar gelar tapi beliau bisa memberi jiwa dalam gelar tersebut. Jiwa tersebut bernama akhlak ( sikap / Perilaku ) yang baik. Beliau tahu dengan pasti sikap terbaik mana yang harus beliau perbuat menyesuaikan pada tingkat keadaan atau bisa di sebut sebagai sikap yang adactiv.
Dan hidup beliaupun terus berjalan. Hingga mengantarkan beliau sebagai hamba pilihan untuk menjadi utusan Allah di muka bumi. Tak hanya untuk memperbaiki akhlak ummatnya yang kurang baik tapi juga memberikan gambaran dalam bentuk sikap nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tiap detik yang beliau lalui begitu indah dan penuh hikmah. Ibarat perjalanan hidup titik berhentian sementara selama perjalanan beliau di gunakan sebagai titik refleksi atau titik muhasabah, tak hanya sekedar mengevaluasi apa yang telah di lalui, tapi juga di gunakan untuk memupuk kekuatan menjalani perjalanan selanjutnya. Di titik perbenhentian ini rangkaian hikmah yang telah beliau lalui akan tercatat sebagai sumber-sumber inspirasi kehidupan bagi perjalanan yang lain.
Tak hanya sekedar mengutamakan kemampuan diri dalam menjalani perjalanan cinta itu sendiri, trus mengevaluasinya dalam titik muhasabah, tapi yang juga tak terlewat ada 3 komponen yang tak kalah penting selama beliau mengadakan perjalanan tersebut.
Yakni :
1. Pembelajaran yang di selesaikan dengan mengunakan semua elemen kebaikan yang Allah berikan pada diri beliau, kemudian di terjemahkan dengan cerdas sehingga menjadi sebuah kekuatan dan mengaplikasikannya dalam bentuk sikap sehingga membentuk karakter yang baik dan membaikan , sebuah karakter yang bisa menerjemahkan prinsip kehidupan. Yakni menjadi hari esok lebih baik dari hari ini. Karena sikap beliau ini , aku menilai beliau adalah sosok yang visioner plus revolusioner.
2. Pengajaran**, yang beliau bagi dengan sahabat-sahabat beliau. melalui proses pengajaran inilah yang membentuk peta kekuatan yang fenomenal di zaman beliau. Pengajaran yang baik dan membaikan. Dan efeknya mungkin lebih dasyat dari snowball effect dan efek domino. Dan dari proses pengajaran ini terbentuklah peradaban islam yang utuh dan menyeluruh.
3. Membangun peta kekuatan bernama Islam. Tanpa peta maka perjalanan kita akan lebih lama di tempuh. Mungkin islam identik dengan keyakinan kepada Allah, namun sebenarnya banyak kandungan tak ternilai di dalamnya. Salah satunya contoh bahwa umat islam satu dengan yang lainnya ibarat satu tubuh, bila satu merasakan sakit maka tubuh bagian lain juga merasakan. Karena kebersamaan yang bermakna tersebut itulah perjalanan rosulullah saw akhirnya sampai pada titik perhentian terakhir yakni bertemu dengan Allah. Dimana sepanjang perjalanan cinta yang telah beliau lalui bersama sahabatnya, beliau meninggalkan prasasti cinta yang bisa di gunakan untuk petunjuk dalam melalui perjalanan-perjalanan cinta yang lain.
Itulah paparan perjalanan cinta seorang hamba dan sekarang tergantung kita sendiri ingin sampai ke tujuan akhir kita, atau berlama-lama di titik perbehentian yang semu.
Pilihan ada di tangan Kita....
Semoga Bermanfaat
Amatullah Mufidah.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Nb :
* Baca Perjalanan sebuah mimpi
** untuk mengetahui metode pengajaran rosulullah bisa di baca tulisanku di majalah YDSF kolom meja belajar Wise teacher and great teacher Edisi 274 Januari 2011 .
Labels:
Goresan Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment